MAKALE --- Kabupaten Tana Toraja mulai merasakan dampak dari
penetapan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diberikan
pemerintah pusat kepada daerah pariwisata itu. Sebab, selain APBD yang
sudah di atas Rp1 triliun, Kabupaten ini juga mendapat kucuran anggaran
ratusan miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional VI Makassar.
Total anggaran yang dialokasikan untuk Tana Toraja tahun 2015 ini
sebesar Rp128,6 miliar. Anggaran sebesar ini akan digunakan untuk
pembangunan jalan poros atau jalan negara yang menghubungkan Kebupaten
Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Selain itu juga untuk
rekonstruksi jalan kawasan pariwisata di Tana Toraja. Adapun sasaran
jalan pariwisata diantaranya objek wisata Pango-pango, Sangalla,
Saluputti, dan Kecamatan Bittuang.
Kepala Balai Besar Jalan Nasional VI Makassar, Hari Laksmanto dalam
pemaparannya didepan Bupati Tana Toraja, Dinas PU Tana Toraja dan
sejumlah Camat, Lurah, dan kepala Lembang di Makale, Selasa, 5 Mei 2015
kemarin menyatakan anggaran sebesar Rp128,6 miliar ini akan digunakan
pada tahun 2015. Proses pelelangan terhadap beberapa paket pekerjaan di
Kabupaten Tana Toraja, sementara berlangsung.
"Toraja ini sudah masuk kawasan strategis nasional, sehingga perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai," jelas Laksmanto.
Laksmanto menguraikan, untuk rekonstruksi jalan pariwisata di
Kabupaten Tana Toraja menelan anggaran sekitar Rp104,6 miliar. Adapun
jalan pariwisata yang akan dibangun, diantaranya ruas jalan
Botang-Pango-Pango di Kecamatan Makale Selatan dan ruas jalan Makale –
Kondoran Kecamatan Sangalla, yang menelan anggaran sebesar Rp32,76
miliar. Item pekerjaan yang dilaksanakan adalah pelebaran, pengerasan
dengan aspal dan rigit. Panjang target di dua poros ini adalah 8,5
kilometer.
"Untuk ruas Botang-Pango-Pango target kita 5,5 kilometer sedangkan Makale–Kondoran 3 kilometer,” sebut Laksmanto.
Lanjut Laksmanto bahwa paket lainnya adalah ruas jalan Kuririk–Rabun,
Kecamatan Saluputti dengan nilai anggaran sebesar Rp38,4 miliar.
Panjang target ruas jalan yang akan dikerjakan 8,5 kilometer dengan
jenis pekerjaan pengerasan dengan aspal dan rigid. Sedangkan satu paket
lainnya, yakni pembangunan jalan poros Bittuang–Bolokan depan panjang
target 7 kilometer dan total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp33,56
miliar.
"Semua paket ini sementara dilelang (tender) sekarang," tandas Laksmanto.
Lebih jauh ditambahkan Laksmanto bahwa mengenai jalan negara yang
menghubungkan Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara,
pihaknya sudah mengusulkan kepada Menteri Keuangan agar pembangunan
jalan yang melewati tiga Kabupaten ini dilaksanakan dengan sistem tahun
jamak (multy year), mulai tahun 2015 hingga 2017 mendatang. Meski
begitu, untuk tahun 2015, Balai Besar Jalan Nasional VI Makassar tetap
mengalokasikan anggaran sebesar Rp24 miliar untuk merekonstruksi
titik-titik yang mengalami kerusakan parah di tiga Kabupaten itu.
Menurut Laksmanto, spot-spot yang akan menjadi perhatian adalah
Mebali-Ge’tengan di Kecamatan Mengkendek dan Makale–Rantelemo di
Kecamatan Makale Utara, yang berdasarkan hasil survey mengalami
kerusakan paling parah. "Tentu kita akan melihat spot mana yang paling
membutuhkan perbaikan. Itu yang kita tangani dulu sambil menunggu
persetujuan menteri terkait usulan kita soal multy year," katanya lagi.
Dijelaskan Laksmanto bahwa untuk melakukan pembangunan dengan sistem
tahun jamak, dibutuhkan anggaran sekitar Rp129 miliar. Poros Enrekang,
Tana Toraja, dan Toraja Utara, kata Laksmanto, memang terbilang panjang.
Itu sebabnya, sistem pembangunan jalan negara di poros ini harus
menggunakan tahun jamak.
PERKUAT SOSIALISASI
Sementara itu, Bupati Tana Toraja, Theofilus
Allorerung, mengingatkan kepada para Camat, Lurah dan Kepala Lembang,
untuk memperkuat sosialisasi kepada masyarakat, terutama di
wilayah-wilayah yang dilewati jalan poros pariwisata. Sebab dikatakan
Theofilus kemungkinan besar dalam pembangunan jalan pariwisata ini, akan
ada pelebaran jalan yang mau dan tidak mau menggerus median jalan.
Sehingga, masyarakat pemilik tanah atau bangunan di pinggir jalan dan
atau yang terlalu dekat dengan jalan, mesti diberi pemahaman tentang hal
ini.
"Saudara sekalian sudah mendengar penjelasan dari Kepala Balai Besar
Jalan. Saya menginstruksikan kepada semua camat, Lurah, dan Kepala
Lembang untuk mendukung program ini. Salah satu cara adalah memberikan
pemahaman dan sosialisasi yang benar kepada masyarakat," kata Theofilus.
Dikatakan Theofilus bahwa perkembangan pembangunan yang terjadi di
Kabupaten Tana Toraja saat ini harus didukung oleh seluruh lapisan
masyarakat. Jangan sampai masyarakat sendiri yang menghambat
perkembangan tersebut. "Disinilah fungsi Camat, Lurah, dan Kepala
Lembang. "Harus dimaksimalkan, sehingga ketika pembangunan jalan ini
berlangsung, tidak terjadi riak-riak dilapangan," ujarnya.
Selain itu, Theofilus juga menyampaikan ungkapan terima kasihnya
kepada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Makassar, yang telah
memberikan perhatian yang begitu besar kepada kabupaten Tana Toraja.
(ave/asm/t)