SELAMAT DATANG DI SOLATA BLOG SEMOGA KUNJUNGAN ANDA PADA BLOG SEDERHANA INI MEMBERIKAN INFORMASI YANG ANDA BUTUHKAN.

Wisata Rohani Katolik Akan Dibangun di Sangalla', Toraja

Sebuah tempat wisata rohani Keluarga Kudus dari Nazareth akan dibangun di Kabupaten, Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel). Tempat wisata rohani Katolik ini akan menjadi yang pertama di luar Nazareth.
Hal itu disampaikan Ketua Panitia Pembangunan Wisata Rohani Keluarga Kudus di Toraja Laksdya (Purn) Christina Maria Rantetana, seusai perayaan Paskah (kebangkitan Yesus dari wafat-Nya) oleh Persekutuan Umat Katolik Toraja (PUKAT) di Jakarta, Sabtu (16/5) malam, di anjungan Sulawesi Selatan (Sulsel), Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Menurut Christina, tempat wisata rohani ini akan dibangun di Kecamatan Sangalla', tepatnya di Kampung Sa'pang Bayo, tempat kelahiran Uskup Mgr John Liku Ada Pr, putra pertama Toraja yang menjadi uskup.
Uskup Agung Makassar sendiri mendukung tempat wisata tersebut dengan harapan dapat meningkatkan iman Kristiani masyarakat Toraja dan masyarakat lainnya yang berkunjung ke sana.
Disebutkan, pembangunan pusat ziarah dan wisata rohani ini dipelopori oleh masyarakat Katolik asal Toraja di Jabodetabek yang bergabung dalam PUKAT.

Mantan Bupati Tana Toraja Tarsis Kodrat yang juga sesepuh PUKAT mengatakan, PUKAT dalam beberapa kali pertemuan di Jakarta menginventarisasi tujuh lokasi yang menjadi calon tempat dibangunnya wisata rohani itu. Dari tujuh lokasi itu,  pengurus PUKAT sepakat memilih Sangalla.
Tarsis mengajak warga Katolik Toraja di perantauan untuk bersama-sama mendukung pembangunan tempat wisata itu. Menurut Tarsis, pusat ziarah tentang keluarga kudus dari Nazareth (Yesus, Maria, dan Yusuf) saat ini belum ada di tempat lain, selain di Nazareth.

Ketua PUKAT Michael Andin Piter mengajak warga Katolik asal Toraja di perantauan untuk membantu pembangunan pusat ziarah dan wisata rohani tersebut. PUKAT sendiri telah memulainya dengan mengajak anggota menyisihkan minimal Rp 20.000 per bulan.
Sementara itu, perayaan Paskah yang digelar di anjungan Sulawesi Selatan itu berlangsung meriah dan dipimpin Uskup Agung Keuskukan Agung Makassar Mgr John Liku Ada' Pr didampingi dua pastor asal Toraja, Geries Rantetana SX dan John Payuk CICM.

Hadir dalam acara ini para tokoh dan sesepuh masyarakat Toraja seperti Laksdya (Purn) Christina Maria Rantetana, mantan Bupati Tana Toraja Tarsis Kodrat, mantan Dubes RI untuk Venezuela dan Amerika Latin Alfred T Palembangan, mantan Dubes RI untuk Korea Selatan Nico Dammen, hakim agung Lumme.

Sumber: http://www.beritasatu.com
 

Badan Patung Tuhan Yesus di Bukit Burake Mulai Dipasang


Sejak kampanye pilkada lima tahun lalu, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, sudah bermimpi bahwa suatu saat nanti akan ada bangunan monumental yang berdiri di atas bukit batu di Burake, sebuah kawasan di belakang Kota Makale.
Sekarang, mimpi itu hampir menjadi nyata karena di atas bukit batu itu kini berdiri sebuah bangunan besar bernilai miliaran rupiah dan akan menjadi ikon baru pariwisata Tana Toraja, ya patung Yesus Memberkati.

“Dulu waktu kampanye terakhir menjelang pilkada, saya sudah katakana bahwa di Buntu Burake ini akan kita tata menjadi kawasan wisata religi dengan ikon utama patung Yesus Kristus, yang kalau bisa memiliki tinggi lebih dari patung sejenis di dunia ini. Sekarang, mimpi itu sudah mulai kelihatan dan sebentar lagi menjadi nyata,” ujar Theofilus, saat meresmikan pemasangan perdana kepingan-kepingan tembaga yang akan membentuk badan patung Yesus di Buntu Burake, Selasa, 12 Mei kemarin.

Theofilus mengatakan, meski mimpi atau ide dasar pembangunan patung Yesus itu berasal dari dirinya, namun saat patung ini jadi dan diresmikan, manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh rakyat Tana Toraja. Sebab, masa jabatannya sebagai Bupati tinggal beberapa bulan lagi. Sedangkan patung Yesus setinggi 40 meter ini akan tetap ada dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Bisa puluhan, bisa pula ratusan tahun ke depan.

“Kita menanam investasi yang sangat besar di sini. Memang tidak akan langsung terasa, tetapi ke depan, saya sangat optimis, kawasan Burake ini akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa besar. Ini tidak akan habis, tidak seperti tambang, yang memiliki keterbatasan dan bisa habis pada saat tertentu,” ucap Theofilus.

Tana Toraja, kata Theofilus, tidak seperti Kalimantan atau Papua yang kaya akan sumber daya mineral. Untuk itu dibutuhkan ide-ide besar untuk melahirkan peluang yang menciptakan peluang kerja dan ekonomi dalam jangka panjang. Keberadaan patung Yesus Memberkati, memiliki dua manfaat. Pertama dari sisi iman dan keyakinan mayoritas masyarakat Tana Toraja. Dan yang kedua dari sisi ekonomi, dimana ikon rohani ini akan menarik banyak orang berkunjung ke Tana Toraja.
"Sebagian orang mungkin ada yang kontra dengan ide pembangunan patung ini, tetapi dalam melaksanakan sebuah ide, kita tidak mungkin memuaskan semua orang. Meski begitu, kita tetap harus jalan dengan tujuan besar,” ujar Theofilus.

Dia mengatakan, proses pemasangan badan patung, kini dimulai. Sebagian besar material patung yang berbahan dasar perunggu sudah tiba di Buntu Burake. Proses perakitan badan patung sedang dilaksanakan oleh para seniman dan teknisi yang ahli dibidang perakitan patung berukuran besar. Dia menargetkan, pemasangan badan patung akan selesai pada akhir Agustus mendatang. Setelah itu, patung ini akan diresmikan bersamaan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Tana Toraja.

"Kita akan upayakan agar peresmiannya dilaksanakan bersamaan dengan perayaan HUT Kabupaten Tana Toraja Agustus nanti," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tataruang dan Permukiman (Distarkim) Tana Toraja, David Kambu yang juga hadir pada saat itu menyebut patung Yesus Kristus berukuran raksasa yang dibangun di puncak Burake ini berbahan dasar perunggu.
"Material patung bukan hanya dilapisi perunggu, tetapi mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala patung, semuanya terbuat dari coran perunggu,” jelas David.

Dia mengatakan, saat ini sebagian material bentuk kepingan-kepingan perunggu sudah dikirim dari Yogyakarta ke Makale. Pengiriman pertama material patung sudah tiba di Makale, pekan lalu dan sudah mulai dipasang.
“Ini material yang sensitif, sehingga dibutuhkan kehati-hatian dalam pengirimannya. Ini yang pertama saja kemarin, truknya langsung dari Yogya sampai ke Toraja,” jelas David.

Terkait anggaran pembuatan patung, David mengatakan anggarannya mencapai Rp22 miliar. Sedangkan anggaran pembuatan landasan patung yang terdiri dari dua lantai bangunan, menelan biaya sekitar Rp5,7 miliar. Tahap pertama pembangunan landasan patung berupa pondasi dasar yang mulai dikerjakan tahun 2013 dan menelan anggaran sekitar Rp1,9 miliar. Kemudian, pembangunan landasan patung dilanjutkan tahun 2014 dengan anggaran Rp3,8 miliar.
David menguraikan, tinggi bangunan bawah atau landasan patung setinggi 17 meter dan tinggi patung 23 meter. Sehingga, tinggi keseluruhan patung mulai dari bangunan bawah hingga ujung atas mencapai 40 meter. Patung Yesus Kristus berukuran raksasa itu, akan berdiri kokoh di puncak Buntu Burake yang tingginya sekitar 1.100 meter dari permukaan laut (dpl).
“Tinggi patung Yesus Kristus keseluruhan 40 meter, mulai dari bangunan bawah hingga ujung atas patung. Ditargetkan, pembangunan patung bisa rampung tahun ini,” terang David. (ave/asm/t)

Sumber: http://palopopos.co.id/toraja/item/5573-mimpi-yang-hampir-menjadi-nyata.html

Badan Patung Tuhan Yesus di Bukit Burake Mulai Dipasang

Badan Patung Yesus Mulai DipasangSejak kampanye pilkada lima tahun lalu, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, sudah bermimpi bahwa suatu saat nanti akan ada bangunan monumental yang berdiri di atas bukit batu di Burake, sebuah kawasan di belakang Kota Makale.
Sekarang, mimpi itu hampir menjadi nyata karena di atas bukit batu itu kini berdiri sebuah bangunan besar bernilai miliaran rupiah dan akan menjadi ikon baru pariwisata Tana Toraja, ya patung Yesus Memberkati.
“Dulu waktu kampanye terakhir menjelang pilkada, saya sudah katakana bahwa di Buntu Burake ini akan kita tata menjadi kawasan wisata religi dengan ikon utama patung Yesus Kristus, yang kalau bisa memiliki tinggi lebih dari patung sejenis di dunia ini. Sekarang, mimpi itu sudah mulai kelihatan dan sebentar lagi menjadi nyata,” ujar Theofilus, saat meresmikan pemasangan perdana kepingan-kepingan tembaga yang akan membentuk badan patung Yesus di Buntu Burake, Selasa, 12 Mei kemarin.
Theofilus mengatakan, meski mimpi atau ide dasar pembangunan patung Yesus itu berasal dari dirinya, namun saat patung ini jadi dan diresmikan, manfaatnya akan dirasakan oleh seluruh rakyat Tana Toraja. Sebab, masa jabatannya sebagai Bupati tinggal beberapa bulan lagi. Sedangkan patung Yesus setinggi 40 meter ini akan tetap ada dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. Bisa puluhan, bisa pula ratusan tahun ke depan.
“Kita menanam investasi yang sangat besar di sini. Memang tidak akan langsung terasa, tetapi ke depan, saya sangat optimis, kawasan Burake ini akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa besar. Ini tidak akan habis, tidak seperti tambang, yang memiliki keterbatasan dan bisa habis pada saat tertentu,” ucap Theofilus.
Tana Toraja, kata Theofilus, tidak seperti Kalimantan atau Papua yang kaya akan sumber daya mineral. Untuk itu dibutuhkan ide-ide besar untuk melahirkan peluang yang menciptakan peluang kerja dan ekonomi dalam jangka panjang. Keberadaan patung Yesus Memberkati, memiliki dua manfaat. Pertama dari sisi iman dan keyakinan mayoritas masyarakat Tana Toraja. Dan yang kedua dari sisi ekonomi, dimana ikon rohani ini akan menarik banyak orang berkunjung ke Tana Toraja.
"Sebagian orang mungkin ada yang kontra dengan ide pembangunan patung ini, tetapi dalam melaksanakan sebuah ide, kita tidak mungkin memuaskan semua orang. Meski begitu, kita tetap harus jalan dengan tujuan besar,” ujar Theofilus.
Dia mengatakan, proses pemasangan badan patung, kini dimulai. Sebagian besar material patung yang berbahan dasar perunggu sudah tiba di Buntu Burake. Proses perakitan badan patung sedang dilaksanakan oleh para seniman dan teknisi yang ahli dibidang perakitan patung berukuran besar. Dia menargetkan, pemasangan badan patung akan selesai pada akhir Agustus mendatang. Setelah itu, patung ini akan diresmikan bersamaan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Tana Toraja.
"Kita akan upayakan agar peresmiannya dilaksanakan bersamaan dengan perayaan HUT Kabupaten Tana Toraja Agustus nanti," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tataruang dan Permukiman (Distarkim) Tana Toraja, David Kambu yang juga hadir pada saat itu menyebut patung Yesus Kristus berukuran raksasa yang dibangun di puncak Burake ini berbahan dasar perunggu.
"Material patung bukan hanya dilapisi perunggu, tetapi mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala patung, semuanya terbuat dari coran perunggu,” jelas David.
Dia mengatakan, saat ini sebagian material bentuk kepingan-kepingan perunggu sudah dikirim dari Yogyakarta ke Makale. Pengiriman pertama material patung sudah tiba di Makale, pekan lalu dan sudah mulai dipasang.
“Ini material yang sensitif, sehingga dibutuhkan kehati-hatian dalam pengirimannya. Ini yang pertama saja kemarin, truknya langsung dari Yogya sampai ke Toraja,” jelas David.
Terkait anggaran pembuatan patung, David mengatakan anggarannya mencapai Rp22 miliar. Sedangkan anggaran pembuatan landasan patung yang terdiri dari dua lantai bangunan, menelan biaya sekitar Rp5,7 miliar. Tahap pertama pembangunan landasan patung berupa pondasi dasar yang mulai dikerjakan tahun 2013 dan menelan anggaran sekitar Rp1,9 miliar. Kemudian, pembangunan landasan patung dilanjutkan tahun 2014 dengan anggaran Rp3,8 miliar.
David menguraikan, tinggi bangunan bawah atau landasan patung setinggi 17 meter dan tinggi patung 23 meter. Sehingga, tinggi keseluruhan patung mulai dari bangunan bawah hingga ujung atas mencapai 40 meter. Patung Yesus Kristus berukuran raksasa itu, akan berdiri kokoh di puncak Buntu Burake yang tingginya sekitar 1.100 meter dari permukaan laut (dpl).
“Tinggi patung Yesus Kristus keseluruhan 40 meter, mulai dari bangunan bawah hingga ujung atas patung. Ditargetkan, pembangunan patung bisa rampung tahun ini,” terang David. (ave/asm/t)

Sumber: http://palopopos.co.id/toraja/item/5573-mimpi-yang-hampir-menjadi-nyata.html

Pembangunan Bandara Baru Toraja Dapat Suntikan Dana Rp174 M

Pemerintah pusat kembali menggelontorkan anggaran sebesar Rp174 miliar untuk kelanjutan pembangunan bandar udara baru di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja tahun ini.
Hal itu diungkapkan oleh Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, kepada Palopo Pos Senin, 11 Mei kemarin.
"Iya, tahun ini ada tambahan anggaran sebesar Rp174 miliar untuk melanjutkan pembanguan bandara di Mengkendek," ucap Theofilus.
Menurut Theofilus, anggaran Rp174 miliar itu bersumber dari Anggaran Pemerintah Belanja Negara (APBN) tahun 2015. Dijelaskan Theofilus, dari total anggaran tersebut, Rp100 miliar diantaranya sudah dalam proses lelang (tender). Sedangkan Rp74 miliar sisanya yang merupakan dana tambahan APBN masih dalam persiapan tender oleh pemerintah pusat.
Disebutkannya, kucuran dana segar ratusan miliar dari pemerintah pusat tersebut dimaksudkan untuk mendukung percepatan pembangunan bandara baru di Tana Toraja. Ditargetkan, pembangunan bandara baru yang berlokasi di Buntu Kunyi, Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja tersebut sudah bisa rampung akhir tahun 2017 mendatang.
"Bapak Wapres, Jusuf Kalla sangat mendukung pembangunan bandara baru di Tana Toraja. Sesuai arahan beliau, tahun 2017 bandara ini sudah selesai dibangun dan mulai beroperasi pada tahun 2018," sebut Theofilus.
Mantan Inspektur Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan ini, mengatakan bandara baru yang sementara dibangun di Kabupaten Tana Toraja dirancang bertaraf internasional dan bisa didarati pesawat berbadan lebar. Keberadaan bandara baru itu akan sangat mendukung pengembangan dan kemajuan pariwisata Toraja kedepan.
"Kondisi pariwisata Toraja saat ini masih terkendala sarana transportasi. Wisatawan yang akan berkunjung ke Toraja harus menempu jalur darat hingga 7-8 jam lamanya dari Makassar," katanya.
Lamanya jarak tempuh menggunakan transportasi darat menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Toraja lebih banyak menghabiskan waktunya di perjalanan. Untuk menjawab keluhan wisatawan itu, perlu ada transportasi yang cepat yakni transportasi udara. Bandara baru Toraja juga akan membuka konektivitas perhubungan udara bukan hanya dalam negeri saja tetapi juga penerbangan wisata langsung dari luar negeri seperti Singapura, Malaysia dan negara Eropa. "Bandara baru Toraja diyakini akan mengembalikan citra pariwisata Toraja sebagai daerah tujuan wisata nasional kedua setelah Bali, tandasnya. (ave/asm/t)

Sumber: http://palopopos.co.id/toraja/item/5528-bandara-dapat-suntikan-dana-rp174-m.html
 

Toraja Andalan Pariwisata Indonesia

Toraja Andalan Pariwisata Indonesia
JAKARTA,FMC--- Daya tarik pariwisata Tana Toraja menjadi andalan pemerintah untuk menggaet semakin banyak wisatawan ke Indonesia. Untuk itu, pemerintah pusat melalui kementrian pariwisata mengalokasikan Rp100 juta setiap desa di Toraja untuk mengembangkan sektor objek wisata disana.
Demikian dikatakan Direktur Pengembangan Daya Tarik Wisata Aswir Malaon yang hadir mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Arief Yahya dalam perayaan Ibadah Paskah PMTI, Jumat 1 Mei di Lapangan Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta.
Pemerintahan Jokowi-JK disektor pariwisata menargetkan 20 juta wisatawan hingga tahun 2019 dengan naik 15 persen dengan jumlah devisa Rp240 triliun yang diharapkan mampu membuka lapangan kerja 9,4 juta orang.
Toraja sendiri telah ditetapkan Uniesco menjadi warisan kebudayaan dunia dan menjadi target wisata setelah Bali.
Menurut data BPS 2014, kunjungan wisata ke Sulsel sebanyak 106.584 orang dan target 2015 sebanyak 1 juta wisatawan.
"Toraja andalan pemerintah setelah Bali yang sudah terkenal sampai ke luar negeri. Untuk itu pemerintah pusat selalu siap membantu,"kata Aswir.
Sementara itu Ketua PMTI Frederik Batong mengungkapkan, pasca pertemuan pengurus PMTI dengan Wapres Jusuf Kalla akhir Januari lalu, JK berjanji siap mengalokasikan khusus anggaran untuk pembangunan di Toraja.
"Kita juga minta pemerintah pusat bersama gubernur untuk membuat jalan dari Bua-Toraja jaraknya hanya 50km, juga Toraja tembus Mamuju kurang lebih 100km. Agar hasil bumi masyarakat Toraja bisa diekspor," jelasnya dalam sambutan usai pelantikan pengurus PMTI oleh Ketum KKSS HM Sattar Taba, Jumat 1 Mei di Cibubur.
Anggota DPR RI asal Toraja Markus Nari menambahkan, dirinya akan selalu berjuang mengalokasikan anggaran untuk pembangunan di Toraja.

(idr-fmc/asm)
Sumber: http://palopopos.co.id/toraja/item/5141-toraja-andalan-pariwisata-indonesia.html

Tana Toraja Dapat Suntikan Rp128,6 M

Tana Toraja Dapat Suntikan Rp128,6 M
MAKALE --- Kabupaten Tana Toraja mulai merasakan dampak dari penetapan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah pariwisata itu. Sebab, selain APBD yang sudah di atas Rp1 triliun, Kabupaten ini juga mendapat kucuran anggaran ratusan miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Makassar.
Total anggaran yang dialokasikan untuk Tana Toraja tahun 2015 ini sebesar Rp128,6 miliar. Anggaran sebesar ini akan digunakan untuk pembangunan jalan poros atau jalan negara yang menghubungkan Kebupaten Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Selain itu juga untuk rekonstruksi jalan kawasan pariwisata di Tana Toraja. Adapun sasaran jalan pariwisata diantaranya objek wisata Pango-pango, Sangalla, Saluputti, dan Kecamatan Bittuang.
Kepala Balai Besar Jalan Nasional VI Makassar, Hari Laksmanto dalam pemaparannya didepan Bupati Tana Toraja, Dinas PU Tana Toraja dan sejumlah Camat, Lurah, dan kepala Lembang di Makale, Selasa, 5 Mei 2015 kemarin menyatakan anggaran sebesar Rp128,6 miliar ini akan digunakan pada tahun 2015. Proses pelelangan terhadap beberapa paket pekerjaan di Kabupaten Tana Toraja, sementara berlangsung.
"Toraja ini sudah masuk kawasan strategis nasional, sehingga perlu didukung dengan infrastruktur yang memadai," jelas Laksmanto.
Laksmanto menguraikan, untuk rekonstruksi jalan pariwisata di Kabupaten Tana Toraja menelan anggaran sekitar Rp104,6 miliar. Adapun jalan pariwisata yang akan dibangun, diantaranya ruas jalan Botang-Pango-Pango di Kecamatan Makale Selatan dan ruas jalan Makale – Kondoran Kecamatan Sangalla, yang menelan anggaran sebesar Rp32,76 miliar. Item pekerjaan yang dilaksanakan adalah pelebaran, pengerasan dengan aspal dan rigit. Panjang target di dua poros ini adalah 8,5 kilometer.
"Untuk ruas Botang-Pango-Pango target kita 5,5 kilometer sedangkan Makale–Kondoran 3 kilometer,” sebut Laksmanto.
Lanjut Laksmanto bahwa paket lainnya adalah ruas jalan Kuririk–Rabun, Kecamatan Saluputti dengan nilai anggaran sebesar Rp38,4 miliar. Panjang target ruas jalan yang akan dikerjakan 8,5 kilometer dengan jenis pekerjaan pengerasan dengan aspal dan rigid. Sedangkan satu paket lainnya, yakni pembangunan jalan poros Bittuang–Bolokan depan panjang target 7 kilometer dan total anggaran yang dialokasikan sebesar Rp33,56 miliar.
"Semua paket ini sementara dilelang (tender) sekarang," tandas Laksmanto.
Lebih jauh ditambahkan Laksmanto bahwa mengenai jalan negara yang menghubungkan Kabupaten Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara, pihaknya sudah mengusulkan kepada Menteri Keuangan agar pembangunan jalan yang melewati tiga Kabupaten ini dilaksanakan dengan sistem tahun jamak (multy year), mulai tahun 2015 hingga 2017 mendatang. Meski begitu, untuk tahun 2015, Balai Besar Jalan Nasional VI Makassar tetap mengalokasikan anggaran sebesar Rp24 miliar untuk merekonstruksi titik-titik yang mengalami kerusakan parah di tiga Kabupaten itu.
Menurut Laksmanto, spot-spot yang akan menjadi perhatian adalah Mebali-Ge’tengan di Kecamatan Mengkendek dan Makale–Rantelemo di Kecamatan Makale Utara, yang berdasarkan hasil survey mengalami kerusakan paling parah. "Tentu kita akan melihat spot mana yang paling membutuhkan perbaikan. Itu yang kita tangani dulu sambil menunggu persetujuan menteri terkait usulan kita soal multy year," katanya lagi.
Dijelaskan Laksmanto bahwa untuk melakukan pembangunan dengan sistem tahun jamak, dibutuhkan anggaran sekitar Rp129 miliar. Poros Enrekang, Tana Toraja, dan Toraja Utara, kata Laksmanto, memang terbilang panjang. Itu sebabnya, sistem pembangunan jalan negara di poros ini harus menggunakan tahun jamak.
PERKUAT SOSIALISASI
Sementara itu, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, mengingatkan kepada para Camat, Lurah dan Kepala Lembang, untuk memperkuat sosialisasi kepada masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang dilewati jalan poros pariwisata. Sebab dikatakan Theofilus kemungkinan besar dalam pembangunan jalan pariwisata ini, akan ada pelebaran jalan yang mau dan tidak mau menggerus median jalan. Sehingga, masyarakat pemilik tanah atau bangunan di pinggir jalan dan atau yang terlalu dekat dengan jalan, mesti diberi pemahaman tentang hal ini.
"Saudara sekalian sudah mendengar penjelasan dari Kepala Balai Besar Jalan. Saya menginstruksikan kepada semua camat, Lurah, dan Kepala Lembang untuk mendukung program ini. Salah satu cara adalah memberikan pemahaman dan sosialisasi yang benar kepada masyarakat," kata Theofilus.
Dikatakan Theofilus bahwa perkembangan pembangunan yang terjadi di Kabupaten Tana Toraja saat ini harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Jangan sampai masyarakat sendiri yang menghambat perkembangan tersebut. "Disinilah fungsi Camat, Lurah, dan Kepala Lembang. "Harus dimaksimalkan, sehingga ketika pembangunan jalan ini berlangsung, tidak terjadi riak-riak dilapangan," ujarnya.
Selain itu, Theofilus juga menyampaikan ungkapan terima kasihnya kepada Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Makassar, yang telah memberikan perhatian yang begitu besar kepada kabupaten Tana Toraja. (ave/asm/t)