Meski demikian, pembangunan bandara baru itu tetap bergantung pada
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). “Pembangunan bandara baru
Toraja diharapkan selesai tahun 2014. Saat ini, pembangunan bandara
sudah dilaksanakan di lokasi yang sudah dibebaskan,”bebernya. Theofilus
mengatakan, dalam proses pembangunan bandara baru tersebut,pemkab Tana
Toraja berkewajiban menyiapkan lahan untuk pembangunan bandara.
Kewajiban tersebut sebagian telah diselesaikan dengan menyediakan lahan seluas 140 hektare. Nilai ganti rugi lahan mencapai puluhan miliar rupiah yang bersumber dari dana APBD 2011 dan bantuan dari pemprov Sulawesi Selatan. Meski saat ini persoalan ganti rugi lahan sementara bergulir di pengadilan negeri (PN) Makale disebabkan ada warga yang merasa dirugikan. Kendati demikian, Pihaknya berjanji tidak akan mengintervensi dan menyerahkan proses gugatan itu sesuai dengan mekanisme hukum.
Jika pembebasan lahan menjadi tanggungan Pemkab dan Pemprov, sementara pembangunan sarana dan prasarana bandara,menjadi tanggungjawab pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan. Bupati menyebutkan, pada tahap awal,akan dibangun landasan pacu pesawat (runway) sekitar 1.900 meter dan akan ditingkatkan menjadi 2.100 – 2500 meter agar bisa didarati pesawat berbadan lebar jenis boeing.
Untuk merealisasikan pembangunan fisik bandara, dibutuhkan anggaran sekitar Rp400-500 miliar. “Kami sudah menyelesaikan kewajiban menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan bandara. Untuk kelanjutan pembangunan fisik menjadi kewajiban pemerintah pusat menyediakan anggaran,” paparnya. Untuk diketahui,jarak tempuh dari Makassar ke Toraja atau sebaliknya masih menggunakan transportasi darat membutuhkan waktu delapan hingga sembilan jam.
“Bandara baru bertaraf internasional akan meningkatkan pariwisata Toraja. Wisatawan tidak akan lagi mengeluhkan lamanya perjalanan menuju Toraja,” katanya. Sebelumnya,Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri perayaan puncak HUT ke-4 Toraja Utara mendesak pembangunan bandara baru di Toraja agar dipercepat. Pembangunan bandara baru tersebut untuk memperpendek jarak tempuh wisatawan ke Toraja.
Bahkan, pembangunan bandara baru akan dikoneksikan dengan bandara internasional lainnya seperti Bali,Hongkong,Singapura. “Pariwisata Toraja masih kalah satu langkah dengan Bali, karena akses transportasi.Pembangunan bandara baru Toraja harus dipercepat,”katanya. [joni lembang]
Sumber: Sindo
Kewajiban tersebut sebagian telah diselesaikan dengan menyediakan lahan seluas 140 hektare. Nilai ganti rugi lahan mencapai puluhan miliar rupiah yang bersumber dari dana APBD 2011 dan bantuan dari pemprov Sulawesi Selatan. Meski saat ini persoalan ganti rugi lahan sementara bergulir di pengadilan negeri (PN) Makale disebabkan ada warga yang merasa dirugikan. Kendati demikian, Pihaknya berjanji tidak akan mengintervensi dan menyerahkan proses gugatan itu sesuai dengan mekanisme hukum.
Jika pembebasan lahan menjadi tanggungan Pemkab dan Pemprov, sementara pembangunan sarana dan prasarana bandara,menjadi tanggungjawab pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan. Bupati menyebutkan, pada tahap awal,akan dibangun landasan pacu pesawat (runway) sekitar 1.900 meter dan akan ditingkatkan menjadi 2.100 – 2500 meter agar bisa didarati pesawat berbadan lebar jenis boeing.
Untuk merealisasikan pembangunan fisik bandara, dibutuhkan anggaran sekitar Rp400-500 miliar. “Kami sudah menyelesaikan kewajiban menyediakan lahan untuk lokasi pembangunan bandara. Untuk kelanjutan pembangunan fisik menjadi kewajiban pemerintah pusat menyediakan anggaran,” paparnya. Untuk diketahui,jarak tempuh dari Makassar ke Toraja atau sebaliknya masih menggunakan transportasi darat membutuhkan waktu delapan hingga sembilan jam.
“Bandara baru bertaraf internasional akan meningkatkan pariwisata Toraja. Wisatawan tidak akan lagi mengeluhkan lamanya perjalanan menuju Toraja,” katanya. Sebelumnya,Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri perayaan puncak HUT ke-4 Toraja Utara mendesak pembangunan bandara baru di Toraja agar dipercepat. Pembangunan bandara baru tersebut untuk memperpendek jarak tempuh wisatawan ke Toraja.
Bahkan, pembangunan bandara baru akan dikoneksikan dengan bandara internasional lainnya seperti Bali,Hongkong,Singapura. “Pariwisata Toraja masih kalah satu langkah dengan Bali, karena akses transportasi.Pembangunan bandara baru Toraja harus dipercepat,”katanya. [joni lembang]
Sumber: Sindo
1 komentar:
Kita semua sepakat, bahwa keberadaan sebuah bandara di lingkungan kota/kabupaten/provinsi adalah merupakan fasilitas yang sangat menguntungkan. Setidaknya akses cepat dapat terealisasi dengan mudah. Untuk mewujudkan keberadaan bandara, sangat diperlukan dukungan dari pemerintah daerah setempat. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengerti tentang hal ini, dan seperti dimuat dalam http://bit.ly/1gsR6D4 , Pemerintah NTT tahun 2014 mengalokasikan dana Rp 500juta dari APBDnya untuk membiayai pra studi kelayakan pembangunan bandara baru pengganti Bandara El Tari Kupang.
Posting Komentar